Kelas MP Kualitatif (18/11) menegaskan
kembali bagaimana metodologi kualitatif bekerja. Dalam metodologi kualitatif, menempatkan peneliti sebagai instrument
kunci dalam rangkaian penelitian. Peneliti adalah elemen penting dan mendasar
dalam pengumpulan data, dan sekaligus sebagai elemen penting dalam anaslisa
hasil. Jika dibandingkan dengan MP
Kuantitati dalam pengumpulan data skala menjadi alat paling penting untuk
mendapatkan data secara benar, diibutuhkan pengkajian berulang-ulang dan dan
reliable sebelum skala, atau alat ini dioperasionalkan. Pada tataran analisis,
MP Kuantitaif juga mengandalkan proses statistika. Hasil pengolahan statistika
menjadi rujukan dalam menganalisa apakah sebuah hipotesis penelitian diterima
atau tidak.
Penelilitan
yang menggunakan Kualitatif sebagai metode, sepenuhnya mengandalkan peneliti.
Maka sekali lagi peneliti adalah instrument kunci. Proses penelitian dengan
metode ini bersifat sirkular. Artinya peneliti, bisa mengerjakan analisa data
sembari mengabil data tambahan, menggeser focus penelitian, perubahan judul dan
lainnya. Temuan-temuan menarik bagi peneliti menjadi acuan bagaimana focus bisa
bergeser, tidak lagi harus ditentukan sedari awal.
Dengan
cara pandang seperti ini, maka sesungguhnya dibutuhkan peneliti yang mampu
memposisikan diri sebagai peneliti yang baik. Kriteria umum yang dipakai
misalnya, Pertama, peneliti harus cerdas, analitis, dan kritis. Dalam
pengambilan data, peneliti tidak hanya melakukan wawancara, tetapi harus bisa
membangun hubungan dialogis. Dengan demikian data yang diambil akan lebih dalam
dan tajam, karena itu sikap kritis dibutuhkan oleh peneliti kualitatif. Kedua,
peneliti yang baik adalah peneliti yang selalu mengasah kepekaan da
keingintahuannya, ini bisa dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis
dan analitis, bukan sekadar pertanyaan yang common sense. Ketiga, dibutuhkan
skil yang memadai. Skill yang dimaksud adalah sikap personal dan professional.
Sikap peneliti yang professional adalah menggali, bukan sekadar mencari.
Menggali, adalah cara mendalami.
Keempat,
dibutuhkan peran kreatifitas peneliti dalam pelaksanaan dilapangan maupun mengayaan dalam analisa data. Kreatifitas
bagi peneliti menjadi penting agar tidak terjebak pada kajian yang monoton dan
kaku. Peneliti kualitatif harus fleksibel dalam menghadapi kondisi lapangan
yang tentu saja sangat berbeda jika dibandingkan dengan cara pengambilan data
dengan angket. Peneliti kreatif untuk mencari poin yang penting ataupun juga
poin yang tidak penting.
Kelima,
dibutuhkan sikap berani. Penelitian kulaitatif yang fenomenal adalah penelitian
yang bukan saja baru secara ide tetapi juga baru secara tindakan. Dibutuhkan
keberanian yang besar untuk wawancara dan mengambil data tentang pelaku
terorisme, misalnya. Dibutuhkan keberanian untuk berulangkali hadir, mengamati,
dan mengklarifikasi data kepada respondennya. Keberanian untuk menjangkau
persoalan pelik dan rumit, bahkan berbahaya menjadi penting dimiliki oleh
peneliti. Tetapi selain keberania, peneliti juga harus diimbangi dengan
criteria keenam, yaitu kejujuran. Peneliti harus jujur terhadap diri dan data
yang diperolehnya.
Terakhir
dan tidak kalah penting adalah jaringan. Jaringan memainkan peran penting dalam
mendalami dan menggali sebuah nomena atau peritiwa yang terjadi, psikiater,
wartawan, pejabat trkait, tokoh masyarakat, bahkan hubungan antar subjek
penelitian harus dijaga dan dirawat. Kedekatan jaringan akan membantu peneliti
untuk memudahkan pencarian dan elaborasi data.
Sekali
lagi semuanya dari proses penelitian mulai dari ide, brainstorming, pengumpulan
data, analisa, pelaporan, dalam penelitian kualitatif yang sirkular ini
peneliti memegang peran kunci. []