Kualitatif
Jurnal
No.07/I/18
November 2011
Pertemuan keenam (15/11), sesudah melewati ujian tengah semester, mata kuliah ini dimulai
dengan bagaimana memperoleh data penelitian kualitatif dan bagaimana
memperlakukannya. Selama ini, dalam anggapan yang ketat, data penelitian
hanyalah data yang berkaitan dengan data primer, yaitu data yang diperoleh dari
wawancara, observasi, hasil angket. Tetapi kuliah ini membuka banyak
pengetahuan bahwa data penelitian, terutama kualitatif, itu sunggu berserakan
disekitar kita. Oleh karena itu kepekaan sebagai peneliti penting untuk
“memungut” data mana yang relevan dengan tema yang diteliti.
Kuliah
kali ini membuka perspektif data itu berserakan diantara kita. Data itu bisa
hasil observasi, data wawancara, fgd, cerita, cerita (fiksi maupun nonfiksi),
karya seni, foto, artefak, karya ilmiah yang lain (terkait dengan meta
analisis), graffiti, spanduk, buku, kajian tokok dan masih banyak lagi.
Data-data
itu kemudian dinamakan sebagai data sekunder yang memiliki peran penting dalam
menempatkan penelitian pada konteksnya. Data-data ini penting untuk menemukan
konteks dimana penelitian dilakukan. Data-data semacam itu akan memperkaya dan
mempercantik penulisan hasil dari penelitian. Sehingga penelitian tidak saja
kaku tetapi lebih luwes dalam pembahasaan.
Dosen
mencontohkan dengan apik, bagaimana cerita ketoprak mampu menjadi data yang
melatarbelakangi konteks penelitian. Cerita-cerita itu yang tumbuh dan hidup
dalam alam masyarakat menjadi penting untuk menemukan gambaran sosiologis dan
historisnya. Cerita berasal dari masyarakat dan menjadi identitas yang mampu
menjelaskan fenomena masyarakat.
Kelas
kali ini juga memberikan gambaran bahwa proses pengambilan data formal bisa
saja dengan modifikasi. Sebagaimana dalam tulisan pada jurnal ini pada edisi
sebelumnya, pengumpulan data dalam penelitian kualitias elatif lebih bebas.
Tetepi cara “bebas” itu juga harus dilandasi argumentasi yang kuat.
Dalam
wawancara misalnya, peneliti tidak harus langsung mengajukan wawancara kepada responden. Tetapi bisa dimulai
dengan membuat angket terbuka yang diisi oleh responden. Angket terbuka ini
bisa menjadi data langsung, atau menjadi studi pendahuluan untuk memetakan bagaimana responden memaknai tema penelitian
yang disampaikan melalui tertulis.
Langkah
lainnya misalnya, bisa melakukan FGD untuk memperoleh data-data umum mengenai
gambara tematis dari penelitian. Tahab itu kemudian ditindaklanjuti dengan
wawancara yang mendalam dan detail untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci
tentang tema yang hendak di kejar.
Peneltian
kualitiatif menempatkan manusia sebagai intrumen penelitian, maka cara manusia
itu untuk memperoleh data dan memperlakukan (manajemen) data menjadi penting
untuk melihat bagaimana kejelian dan ketelitian peneliti terhadap data [.]