Kualitatif
Jurnal
No.03/I/6 Oktober 2011
Contoh yang digunakan untuk dalam membedakan kedua
pendekatan penelitian ini adalah ruang. Dalam ruang kelas terdapat apa yang
disebut kuantitafir dan apa yang bisa dimaknai kualitatif. Kuantitatif dalam
ruang kelas bisa disebutkan beberapa misalnya, jumlah kursi, jumlah mahasiswa,
dumlah dosen, kipas angin, papan tulis, ukuran ruangan dan lainnya. Sementara
kategori kualitatif misalnya dicontohkan dengan suasana ruangan, gaya mengajar
dosen, suhu, dan lainnya.
Pada dasarkan setiap hal mengandung nilai
kuantitatif dan kualitatif. Meja
misalnya bisa dinilai secara kuantitaif dari jumlahnya, dan bisa dinilai sisi
kualitatif dari sisi kualitas mejanya. Maka pertentangan dalam memandang
sesuatu seungguhnya untuk melihat atau mendekati apa yang ada dalam sesuatu itu
sendiri. Kuantitatif dan kualitatif adalah sudut pandang semata.
Jika dikembalikan pada metodologi, nomena dengan
pendekatan kuantitatif ditunjukkan dengan angka. Sedangkan dalam pendekatan
kualitatif, semua peristiwa ditunjukkan dalam kata-kata. Kedua-duanya bertujuan
sama yaitu untuk memotret apa yang terjadi dalam nomena itu dalam sudut pandang
pengetahuan ilmiah. Kedua-duanya mempunya resiko mereduksi makna yang
sebenarnya. Kuantitatif mereduksi fenomena melalui angka, kualitatif mereduksi
fenomena melalui kata-kata. Meskipun pada beberapa sisi, kauntifikasi bisa jadi
mereduksi lebih banyak hal dibandingkan dengan cara yang digunakan dalam
kualitiatif.
Merujuk pada beberapa pandangan diatas, maka
penelitian sesungguhnya bukanlah untuk menemukan kebenaran tas peristiwa atau
fenomena, tetapi sekadar untuk menemukan sesuatu yang mendekati kebenaran. Oleh
sebab kebenaran adalah kebenaran itu sendiri. Maka memperdebatkan klaim
kebenaran melalui pedebatan metodologi dalam memandang peristiwa fenomena
sungguh terlalu jauh. Metodologi hanyalah alat untuk menemukan sesuatu yang
paling mendekati kebenaran sesungguhnya. Oleh sebab, sekali lagi, kebenaran
adalah kebenaran itu sendiri, bukan keberan yang diberoleh dengan alat.
Kemampuan alat, dalam hal ini metodologi, tentu terbatas untuk menjangkau
kebenaran.[]