Jumat, 03 April 2009

Rumahku adalah Rumah…[I] Bagian Depan

Ryan Sugiarto


Apa mimpimu tentang sebuah rumah, tempat peristirahatan yang menyenangkan. Saya akan memimpikan sebuah rumah yang begitu rimbun dan penuh dengan nuansa Hijau disekelilingnya. Akan aku buat dua sisi sisudut halaman agak kiri sebuah jaring ayunan untuk sekedar berbaring tidur. Disampingnya akan disediakan sebuah meja bundar ukuran sedang dengan tiga kursi yang mengelilinginya. Tak akan kulupanan untuk membangun sebuah bale-bale yang berlantai kayu tepan persis disebelah selatan tempat itu, sekadar untuk bercengkrama dikala sore menjelang senja. Dan juga menikmati rimbunah pohon mangga dengan buahnya yang bergelantungan membuyar.

Diruang depan sebelah timur akan aku buka khusus sebuah ruang untuk menempatkan buku-buku disana, semuanya boleh membacanya akan kumulai dengan buku-buku cerita untuk anak-anak. Agar mereka mulai membiasakan diri membaca. Berlatih imajinasi dan doyan baca. Juga buku-buku pertanian, agar rumah-rumah disekitarku belajar dari buku, juga buku seni, agama, dan saint. Impianku, rumahku adalah perpustakaanku. Menyambung dari sebuah kumpulan tulisan Bukuku kakiku.

Tepat didepan ruang buku itu, akan kusediakan halaman ukuran sedang dengan warna hijau rerumputan dan seperangkat permainan anak-anak. Disebelah timur pohon mangga besar yang rimbun.

Masih Bagian Depan. Rumahku akan berbentuk limasan. Seperti rumah jawa pada umumnya, dengan modifikasi. Rumah depan yang pertama, akan aku jadikan tempat meletakkan peralatan gamelan lengkap. Disana ada latihan nggamel seminggu tiga kali. Mereka dalah biada jadi bapak-bapak paruh baya yang pda diang hari bekerja disawah, malam hari mereka akan beristirahan dengan berlatik karawitan atau campursarian. Pasti mereka akan sangat antusias. Atau juga anak-anak muda agar mereka tetap mengenal gamelan dan tradisi tembang jawa, apapun versinya. Untuk itu akan aku panggilkan pelatih gamelan itu…mungkin juga dalang untuk mengajari (kembali) orang-orang disana.

Nanti jika mereka sudah menguasai, akan kami pergelarkan konser gamelan didesa kami. Semua orang boleh melihat. Mungkin akan tiap trimester sekalii manggung. Jika sudah mantap benar dan mempunyai ciri tampilan yang eksotik dan mengesankan, tentu mereka akan bisa tampil dimanapun. Diminta menngisi acara apapun. Dari sana mereka akan memperoleh penghasilan tambahan selain dari persawahan mereka. Dengan begitu bagian depan adalah ruang seni gamelan.

Masih di depan pula. Persisi didepan ruang perpustakaan, sisi kiri dengan pepohonan mangga yang rimbun itu, dibawahnya akan ada pendidikan atau pelatihan melukis bagi anak-anak kecil umuran SD juga smp, agar mereka punya keahlian lain sekali akademik, yang kadang membosankan. Dari sana barangkali kita akan menemukan talenta-talenta pelukis yang luar biasa. Mungkin kelak, akan menjadi maestro. Barangkali aku akan meminta pak Joko, salah satu nama Joko yang kukagumi, untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak ini. Akan aku kontrak beliau sebagai pelatih lukis bagi mereka. Untuk membuka kesadaran yang lebih riil tentang hidup masa depan bagi seorang anak.

Dalam rumah. Sebelah kiri ruang perpustakaan, akan aku jejer dua atau tiga komputer tampat belajar menulis bagi yang lain. Remaja SMP atau juga SMA. Agar mereka bisa belajar menulis. Dan kelak akan menemukan betapa menulis adalah kenikmatan tersendiri. Betapa menulis jauh lebih efektif dari pada khotbah disana-sini. Menulis tenttu menjadikan kesadaran yang lain. Kedetakan ruang baca, perpustakaan, dan ruang tulis, tempat dua atau tiga komputer ini ada tentu menunjukkan: bahwa menulis tidak bisa dilakukan tanpa membaca. Untuk mengajari menulis, aku sendiri, dengan pengalamanku yang sedikit akan aku tularkan kepada mereka. Atau aku akan meminta salah satu temanku. Mereka banyak menjadi penulis-penulis best seler, penulis-penulis besar. Sebagian besar mereka adalah intelektual muda. Aka aku upayakan mereka mau mengajarkan kepada kami cara menulis yang baik. Cara mengungkapkan gagasan yang baik. Dan sebelumna cara membangun gagasan yang mencerdaskan. Ruang ini akan menjadi ruang ilmu penulisan dan pembanguan kesaradan literer.

Sementra itu gambaranku tentang rumah depanku. Sebuah impian tentang rumah.bagaimana dengamu?

[]

[010608]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar