Minggu, 08 Maret 2009

Imajinasi dan pikiran

Ryan Sugiarto

Apakah yang menentukan dalam hidup seseorang. Imajinasiatau pikrian rasional manusia? Imajinasi atau aturan keagamaan? Imajinasi atau realitas?

Imajinasi adalah indra kesekian setelan indra tubuh manusia. Ia dalah penuntun dalam menjalani hidup manusia agar telepas dari kasunyata yang begitu adannya. Dengan imajinasi sesungguhnya kebebasan terbentang. Seluas-luasnya. Aturan mana yang mampu menghalangi sebuah imajinasi tumbuh dan berpengaruh dalam diri seseorang. Dengan apa makhluk manapun menghalami imajinasi bermunculan dan mengalahkan pikiran rasional manusia?

Tak sulit bagi imajinasi untuk mengembara kenegeri jauh, negeri liyan. Dimanapun berada. Dengan imajinasilah sesungguhnya pikiran kita dipandu untuk menjelajah kesegala arah. Karena bagis aya, kebesasan terbesar yang dimiliki oleh manusia dalah alam imajinasi yang tumbuh besar. Itu pulalah yang diberikan yang tak terpermanai. Imajinasi bahkan berusaha menggambarkan yang “lain” itu, yang dalam kitab-kitab bahkan kemungkinan penggambarannya dialrang-larang. “aku adalah seperti apa yang kamu pikirkan”, kegitu kata tuhan dalam firmannya.

Justru karena itu imajinasi melampaui pikiran. Imajinasi bisa membentuk-bentuk apapun pic tentang yang “liyan” tadi. Dan dengan itu sesungguhnya kita telah menggunakan kebebasan dan bekal alami ini untuk merengkuh yang tak terengkuh.

Sesuatu yang sangat luarbisa bisa mengelaborasi imajinasi dengan sebuah karya. Itulah dunia seniman dan dunia tulisan. Mereka mengembara ke negeri jauh. Yang tak semabrang orang menjangkaunnya.

Dan bukankan suatu perubahan tentang keadaban itu juga lahir dari liarnya imajinasi manusia. Kebesaran manusia dalam hal ini kemudian di olah oleh imajinasi yang menumbuhi mereka.

[050309]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar