Rabu, 25 Maret 2009

Masihkah Kita Serius dengan Kata-kata?

Ryan Sugiarto

Sekarang , jangan-jangan kita tak lagi serius dengan kata-kata. Kata-kata yang merupakan produk dari oleh pikri dan juga olah rasa kita.

Barangkali sekarang ini kita sedang memanipulasi kata-kata. Lihatlah bagaimana para politisi mengumbar jani. Gampang sekali mereka melontarkan kesejahteraan, perbaikan, dan setumpuk kata-kata itu. Tapi kata-kata merak seperti tak berumah. Para politisi telah menjual kata-katannya. Berbui seperti apapun kata-kata yang dilontyarkan adalah maksud dari sebuah pencaria dukungan atas dirinnya. Dan kebanyakan dari apa yang mereka lontarkan adalah bentuk dari bahsa rayuan yang “membodohkan”, memanipulasi keinginan dan harapan rakyatnya.

Kata-kata dalam bentuk tutur memang penting. Setidaknya pada masa Yninani-romawi retorika menjadi salah satu ilmu yang mempunyai posisi yang tinggi dalam kebudayaan dan pemerintahan. Tetapi mereka melakukannya dengan retorika yang luarbiasa, retorika yang berusaha menuai kebenaran atas keyakinan yang disampaikan oleh oratornya. Dan rasannya itu menjadi santu ditelinga. Memikat uaidiennya. Begtitulah para filsuf pada waktu itu memoles kata-kata dalam sebuah retorika.

Dan. Kata-kata yang ditulis dalam sebuah tulisan tentu lebih menggambarkan bagaimana rajutan yang diinginkan oleh penulisan. Kita tahu bahawa sedikit orang yang menguasakata-kata yang menawan dalam oral maupun tulisan. Artinya. Ada kalanya orang yang pandai olah katannya dalam retorika, tapi tak pintar merangkainya menjadi tulisan yang ciamik. Pun sebaliknya.

Kata dan tulisan, kita menyebutnya bahasa untuk ini, adalah bagai ibu dan anak. Kata adalah sumber bagi segenap tulisan yang utuh. Kata adalah awal dari pemahaman terhadap tulisan yang termaknai oleh pembacannya. Oleh masannya. Dan kata adalah temuan paling brilian yang diperoleh manusia.

Jika kita bersetia dengan kata-kata kita sebernanya telah menghidupinya dalam diri kita. Dan membaca, juga menuliskannya, adalah bagian dari pelestarian kata-kata, yang kadang-kadang dengan semena-mena diambil alih oleh para plitisi untuk kepentingan sendiri.


230309

Tidak ada komentar:

Posting Komentar