Senin, 10 November 2008

Persahabatan dan Bunga Krisan

Ryan Sugiarto

Teman saya dalam sebuah Blognya tentang sebuah ucapan bunga krisan kepada temannnya. She, untuk menyebut dia perempau, dengan agak romantis nostalgis, mengingat sebuah persahabatan yang nampaknnya masih ada hingga sekarang. Mungkin dari pertemuan yang sudah hamper lima tahun.

Nampaknnya setiap pertemuan selalu memunculkan kerinduan. Kerinduan pada masa depan, sesunggunya. Baik untuk sekedar berkeluh atau berkesah, sembari pada saat yang sama memberikan ucapan selamat pda kemajuan demi kemajuan yang telah dan sedang dicapai.

Saya menajdi teringat tentang sebuah percakapan yang kami langsungkan beberawa wpaktu yang lalu melalui yahoo massanger. Ia , juga saya nampak berkelu dengan pekerjaan masing-masing. Seraya mengkritisi dan mendukung setiap ucapan yang kami sampaikan.

“Soal pekerjaan itu yan,” katannya, “Wang sinawang.” Lanjutnya, kamu mungkin memahi pekerjaan saya sangat dinamis dan membutuhkan mobilitas yang tinggi, menulis dengan integritas jurnalis yang luar biasa. Tapi tak semua jurnalis di Indonesia ini memiliki Integritas yang dibayangkan dulu. Semuannya seraya hanya pekerja. Bukan seperti Intelektual seperti yang kita bayangkan dulu semasa mahasiswa, mungkin begitu terjemahan bebas dari teman itu

“dan kamu memahami pekerjaanku deminkian nyaman dan menyenangkan.” Lanjutnya.

Kita sekarang sekadar menjalaninnya untuk membuat satu model rencana kehidupan yang lebih baik. Tentang tujuan hidup semacam apa yang kita inginkan, dan melalui jembatan kerja mana untuk mencapai itu.

Idealisme mahasiswa kami, waktu itu juga sekarang, masih nampak. Rasannya tak ingin membiarkan diri menjadi sekrup-rekrup usaha yang begitu saja. Paling tidak jika Anda menjadi sekrup, jadilah yang kritis terhadap tindakan diri Anda sendiri. Kadang begitu pikiranku.

[051108]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar