Ryan Sugiarto
Ketenangan membawa kepada kekuatan pribadi. Kira-kira demikian yang bisa kit baca dari orang-orang besar yang menemukan jalannya untuk melakukan perubahan. Konon ketenangan juga membawa diri pada kematangan untuk menemukenali jalan perubahan.
Ketenangan adalah pntu untuk memandang sesuatu secara lebih jelas. Memandang segala hal dengan pikiran yang dingin. Dalam hiruk dan pikuk, kita membutuhkan ketenangan untuk berpikir besar dan sadar. Hidup konon dipenuhi dengan gemerisik ocehan yang siampang dan siur tak karuan. Mungkin seperti gelombang informasi, longitudinal yang riuh rendah.
Maka jadilah pribadi yang tenang. Yang siap menangkap segala perubahan dengan kcamata dan cara pikir yang lebih dalam. Pribadi yang tenang adalah cerminan kehidupan yang anggun dan menenetrakan. Ketenangan tidaklah menafikan kebenaran. Sesungguhnya dibalik ketengangan orang mampu berikir dalam utnuk merengkuh yang benar. Bukan justru menutupi kebenaran. Seharunnya begitu yang terjadi. Tapi Ayu utami pernah menuliskan bahwa: “orang dinegeri ini lebih menyukai ketenangan dari pra kebenaran.”
Sejatinnya dalam ketenangan itu tadi orang mampu merengkuh kebenran yang dalam. Pribadi yang tenang dan menenangkan orang lain merupakan sosok yang mampu merengkuh masa lebih banyak. Sosok inilah yang (mungkin) sebenrannya diidamkan dalam melakukan perubahan yang diinginkan bersama.
Bukankah kalau begitu ketenngan itu menyembuhkan?
[061108]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar