Rabu, 10 Maret 2010

Penulis dan/atau Editor

Ryan Sugiarto

Seorang staff perekrut dari sebuah penerbitan terkemuka, dalam sebuah perbincangan di pameran buku, sempat bertanya begini: “Anda lebih suka menjadi penulis atau editor. Fokusnya dimana? Beda jauh loh mas,” Katanya . Saya agak lama memikirkan jawaban ini. Lalu saya balik bertanya: “Benarkah berbeda jauh antara profesi penulis dan editor? “

Perbincangan yang saya peroleh sewaktu menjadi mahasiswa. Seorang penulis adalah (seharusnya) sekaligus editor itu sendiri. Bukankah seharusnya demikian? Menulis bukan saja sebuah seni menuangkan pikiran menjadi catatan untuk dibaca, tetapi menulis juga sebagai profesi yang membutuhkan ketelitian dalam berbahasa, bertutur kata, tata tulis, dan lain-lain dalam kaitannya dengan praktik berbahasa. Barangkali yang paling membedakan adalah insting pasar. Editor tentu akan lebih mengedepankan insting pasar dari sebuah karya yang ditulis oleh penulis. Lagi-lagi ini adalah cara mengeruk kapital dari tulisan itu sendiri. Sedangkan penulis, dari pengamatan saya yang pendek ini tidak melulu memikirkan berapa yang akan didapat dari tulisannya, atau bukunya. Penulis-penulis besar, kalau tidak keliru, ketika pertama kali mengusulkan naskahnya ke penerbit tidak digelayuti pikiran dan tujuan besar menghasilkan uang. Dalam sejarah, saya kira penulis-penulis besar dikemudian hari, menerjukkan tulisannya bukan semata-mata alasan uang. Tetapi keberbagian, dan barangkali keabadian pikirannya.

Di luar urusan duit itu saya kira, tidak ada yang mencolok, kalau tidak mau disebut tidak ada beda antara penulis dan editor. Seorang penulis adalah sekaligus editor itu sendiri, bahkan pada saat yang sama bisa bertindak sebagai pembaca sekaligus.
Seorang editor, mempunyai insting pemasar. Insting ini akan menentukan mana yang laku di pasar dan mana yang terdampar dari pasar pembaca. Saya kira tidak jauh beda dengan penulis yang mencari hidup dari buku. Penulis-penulis bentukan pasar tentu juga berpikir ala editor juga kan? Jadi sepemahaman saya tidak ada bedanya antara penulis dan editor.

Begitu jawabku kepada staff tersebut. Lalu dia berpikir, dan hingga kini belum memberikan sanggahan padaku.

Bekasi, 10 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar