Sabtu, 02 Agustus 2008

Perjalanan Spiritual

Ryan Sugiarto

Hari ini(30/07) kita memperingati hari perjalanan Sang Nabi Muhamad. Perjalanan horisontal dari masjidil Haram Palestina ke masjidil Aqsa yerusalem. Juga Perjalanan Vertikaldari masjidl Aqsa ke Sidratul Muntaha. Sebuah kemukjizatan yang tak seorangpun Selain Muhammad, pembawa wahyu, diberikan Tuhan kepadanya.

Dalam perjalanan Miraj,itu sang Rosul juga dipertayangkan sinema-sinema umatnya disisi kanan dan kirinya tentang perbuatan umatnya dan apa yang akan mereka dapati dihari akhirnya nanti. Dan perjalanan ini adalah perjalanan kenabian, perjalanan spiritual paling tinggi yang pernah ada dalam sejarah agama-agama. Perjalanan menembus langit dan sampai pada Sidrotul Muntaha, Arsy, tempat Tuhan berada. Muhamad diperintahkan langsung oleh Allah tentang sembahnyang lima waktu. Dan Kemudian inilah yang menjadi dasar bagi agama wahyu ini. (adakah Muhammad bertatap badan dengan Tuhan waktu itu?)

Keagungan apa lagi yang ditunjukkan Allah, yang memperjalankan hamba tercintanya, hanya dalam semalam?hanya dengan kecepatan Bourok Tuhan, Muhamad diperjalankan dengan dampingan jibril, malaikat paling populer dalam Al-Huda.

Ada perjalan spiritual lain yang kita kenal. Perjalanan seorang biksu mencari kitab suci. Adalah Biksu Tong, dan keempat muridnya, berjalan kebarat mencari kitab suci.Ssepanjang perjalannya, Biksu Tong selalu diganggu oleh siluman, dipertontonkan gambaran kekejaman siluman. SunGo kong, seekor kera yang lahir dari batu, sekaligus murid paling anyar Tong, mengawal perjalann mencari kitab Suci dan bertemu sang Budha. Mereka “hanya berjalan”, dan sampai sekarang kita, atau tepatnya saya, belum tahu bagaimana hasil dari perjalanan mencari kitab suci ini, hingga mereka kembali ketimur dan mengajarkan kitab Budha.

Begitulah perjalanan-perjalanan agung, perjalanan spiritualits yang maha tinggi yang dipertontonkan agama wahyu. Perjalanan vertikal yang diawali perjalan horisontal. Perjalanan hanya untuk menyelamatkan manusia dari “jaman yang gelap”. Dan jika kita seksama, adalah perjalan yang dimulai dengan kesendirian, kesenyapan, keheningan. Yang pada dasarnya agama berasal dari hening, dan bermuara kepada Yang Maha Hening. Bukan pada demonstrasi keimanan. Perjalan spiritual ini menghentak saya, betapa ia sungguh menggetarkan.

Adakah kita memiliki fase Perjalann horisontal dan vertikan dalam urusan spiritualitas? Semuan memilikinya, meski dengan fase dan kedasyatan yang berbeda, meski tanpa kemukjizatan. Dan setiap perjalan kita sejatinya adalah perjalanan-perjalanan sepiritual, hanya jika kita menyadari. Tuhan dalam ajaran muslim, Orang afika menyebutnya agama arab, memberikan dua surga kepada manusia. Surga Dunia dan juga Surga maha akhir yang tak berbatas. Dan, dan yang Maha Indah menitahkan kepada kita untuk merekngkuh keduanya. “bekerjalah untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya. Dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan engkau mati esok hari”.

Tepat hari ini juga, teman-teman saya seangkatan dulu yang kini berjuang di Ibukota dan sekitarnya mengajak untuk berjalan dan berkumpul di TMII, maket kebudayaan dan keanekaragaman Indonesia. Mempertemukan kenangan untuk bertemu meski dengan tempat baru. Itu juga perjalan, meski bukan pada keheningan, bukan berawal dari titah. Tapi bukan karena itu saya tak beranjak dari rumah dan ikut bersama mereka.

Seperti halnya hari ini, saya yakin berbondong manusia pergi ketempat yang ramai. Karena kalender membolehkan hari ini tidak bekerja.alias libur. Dan orang-orang merayakan setiap perjalanan mereka bersama-sama, dengan keramaian.

Salam dan sholawat padamu ya Rosul:
Sholatullah salamullah ala Thoha Rosulillah/Sholatullah salamullah ala Yaasin habibbillah/tawasalna bibismillah/ wa bil hadi Rosulillah/ Wakullimujahidilillah/ bi ahlilbadri ya Allah.
[300708]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar