Ryan Sugiarto
Ketika orang tersungkur dalam fase-fase kehidupannya. Dan kadang merasa sendiri. Terlempar dari roda kemanusiaan Ia masih punya pegangan. Arah bagi kelangsungan perjalanannya. Ia adalah harapan. Tak ada yang lebih terang cahayanya dari harapan.
Setiap manusia berhak untuk harapan-harpan dalam hidupnya. Menumbuhkan, menghidupi dan menjumpai harapan-harapan itu.
Meski kadang seperti fatamorgana, tetapi ia tetap pedoman yang penting bagi arah perubahan dalam hidup. Katakanlah menjadi pamandu arah jalan kita.
Seorang antropolog suatu kali bermain-main dengan sebuah gagasan dan menulis Optimism, and Biology of Hope, yang mewakili perkataan: barangkali dalam zat-zat terdasar kesadaran kita, sejak nenek moyang, harapan sudah diikatkan. Untuk survival.
Dengan begitu tak ada seorangpun yang bisa menghalangi manusia untuk berharap. Berharap pada apapun, berharap pada perbaikan kualitas hidupnya. Karena, sebagaimana mimpi-mimpi, harapan adalah kekuatan,yang bisa menjadi daya bagi setiap manusia.
Karena itu jangan berhenti berharap.[]
[120708]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar