Ryan Sugiarto
Kemarin setelah mengunjungi toko buku yang, Times, saya terlibat perbincangan yang agak seru. Saya berkata”secara visual, ketika masuk ke bagian fiksi, saya menemukan hal yang berbeda dari sebuah buku. Toko buku pada umunya belum pernah saya menjumpai visualisasi buku yang sedemikian.
Di Times, toku buku0buku berbasa inggris, bukunya serasa berbeda, dari segi vusualisasi kulit muka dan kemasan.Summacher benar dengan mengatakan “little is bueatiful”, kecil itu indah, jika saya terapkan pada buku-buku keluaran asing ini.
Lalu teman saya mengatakan demikian. Dan sesaat lagi “janga-jangan ada pengaruh spikilogis dengan penilaian ini”, tuturnya. Ada kondisi mental bekas jajahan yang bisa jadi mengakibatkan hal seperti itu. Bahsa sederhanyanya mungkin minder.
Rasanya tak sejauh demikian, apresiasi bahwa yang asing itu lebih, tak selamanya. Jadi ini adalah, anggap saja penilaian oaring yang tidak mendalam dalam seni. Ini adalah padandnagan pertama tentang visualisasi sebuah buku yang belum pernah dijumpai di negeri sendiri. “orang kita yang mencoba menurinya juga tidak menimbulkan taste yang sama keitika melihat buku-buku semacamini. Bahkan dalam cover-cover terjemahan dari bahasa aslinya.
Maka demikian sesungguhnya bagi saya tak ada rasa minder dalam setiap penilaian. Justru itu adals semacam kekaguman yang alami tentang “temuan” terhadap hal yang baru, tentang sebuah visualisasi buku. []
[110708]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar