Ryan Sugiarto
“Tanah adalah jiwa seorang pria” begitulah yang sering terngiang dalam ingatan Josepth “Monthlight”, seorang komandan pemberontakan untuk merebut sebuah tanah dalam Far and Away.
Begitulah awal dari sebuah pencaraian akan kepemilikan sebuah tanah untuk manusia di Irlandia. Namun demikian tak di gambarkan josept melakan pemberontakan. Peada tuan Tanah Daniel Cristien.
Justru yang ada adalah usaha mencari tanah di amireka. “Inilah carai memperoleh tanah Gratis, hanya dengan modal kuda dengan kecepatan lari yang laur biasa, Anda bisa mendapatkan tanah yang diinginkan”. Dan sduah ditebak Joseph, yang diperankan Tom Cruis dan lawan mainya Nicole Kidman, berhasil mendapatkan tanah untuk digarapnya sendiri.
“Dan ayah akan tersenyum melihatmu dari surga,saat kamu mendapat dan menggarap tanahmu sendiri” ucapan ayah Joseph sebelum nafas terakhir.
Begitulah tanah. Harta tak bergerak dalam ilmu ekonomi, selalu menjadi penanda bagi sebuah keberadaan diri. Nilainya tak pernah surut, bahkan kian melambung. Dan tentu akan menjadi bagian dari setiap perebutan anak manusia. Siapa yang tak punya tanah, ia tak menjadi dirinya sendiri. Dan dari sinilah cikal-bakal dari setiap yang namanya kerja.
Dalam tarikan lainnya, dan dalam bahasa kita Tanah menjadi keramat ketika dipasangkan dengan kata air menjadi “tanah air”, “tanah tumpah darah”, “tanah pertiwi”. Dan dengan begitu ia menjadi prasyarat dari sebuah negara, tempat dimana ribuan keyakinan pandangan tentangnya merasa menjadi satu. Untuk yang satu itulah ia diperjuangkan dengan darah dan keringat. Besi dan juga sekaligus mimpi.
Lalu kita patut bertanya, apakah para founding father kita tersenyum dari surga atau sebaliknya, muram? Ketika tanahair kita, tak kita kerjakan sendiri. []
[190708]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar