Minggu, 13 Juli 2008

Kantin Kejujuran

Ryan Sugiarto

Ini adalah salah satu langkah KPK yang kemudian didukung oleh kejasaan. Membuka kantin kejujuran. Simpel, Meletakkan sejumlah dagangan ditempat terbuka, dikantor, disekolah, dan tempat-tempat umum, tanpa seorang penjaga satupun. Hanya terpampang datara harga dan tempat menaruh uang berikut kembalian “kembalian ambil sendiri” begitu sebuah tisan menempel didekat barang-barang dagangan itu.

“tujuannya adalah mendidik kejujuran masyarakat kita.”

Ini bukan satu-satunya langkah juga. Jauh sebelum ini, bahkan di sebuah rumah yang bernama B21 telah berlangsung ara serupa. Menaruh dagangan donat di ruang tamu. Tak ada identitas mana orang yang menaruhnya. Kadang-karang mereka menaruh pada dini hari. Atau setelah subuh. Setiap uang pengganti donat itu ditaruh di kotaknya.

Saying tak ada yang kemudian mengevaluasi, apakah anak B21 ini jujur atau tidak. Karena tak ada keluhan dari penjual berapa uang yang masuk dari donat-donat yang ditaruh begitu saja diruang tamu. Jika memang lengkap sebenarnya sisitem ini cukup ampuh. Di B21 tak ada embel-embel yang mengatasnamakan atau berlabel “kantin kejujuran” atau nama KPK atau kejaksaan.

Karena jika demikian jangan-jangan kita mendapatkan kuasi dari kejujuaran. Karena ada embel-embel KPK atau kejaksaan.

Tapi bagaimanapun kejujuran menjadi nilai penting untuk pembangunan bangsa. Saying ini masih menjadi konsumsi rakyat kecil atau rakyat biasa. Adakah kantin kejujuran bagi para pejabat, para politisi, pada anggota parlemen, pada penegak hokum, dan lain-dan lainnya?

Perlu kanti-kantin kejujuran yang lainnya. []

[020708]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar