Ryan Sugiarto
Dalam dua hari ini, saya menyaksikan dua orang perempuan berbeda dengan sangat lantang berteriak dan menuding muka seorang petugas. Pertama dalah seorang petugas keamanan pada sebuah pusat perbelanjaan, dan kedua adalah petugas parkir pada kawasan perkantoran.
Secara sepintas lalu, saya menjadi tertegun menyaksikan kedua peritiawa yang berlainan waktu ini. Paratama, seorang ibu memaki-maki petugas keamanan di sebuah pusat perbelanjaan, entah apa sebab, dengan kata-kata yang dalam telinga saya terdefinisi kasar. Ibu, ini kemudian keluar, dan lalu masuk lagi, hanya untuk memeriaki petugas tadi dengan kata-kata yang lebih kasar lagi. Sembari menunjukkan alas kaki ke muka sang petugas. “Kepalamu harusnya disini, bahkan tidak lebih baik dari “….”, ujarnya dengan raut muka yang bersungut-sungut.
Kedua, seorang perempuan muda, mungkin baru beranak satu, kira-kira umuran anaknya satu atau dua tahunan. Pada sebuah tempat parkir. Dengan sangat keras dan bersemangat melontarkan bentakan kepada pemuda-pemuda lajang, petugas parkir. “Sudah diam, kamu tak usah bicara. Diaaaaam,” begitu bentaknya.
Nyonya ini kehilangan helmnya. Mungkin juga helm mewah kesayangnnya. Sehingga dengan segala usaha, termasuk membentak tukang parkir ini, haru memperolehnya kembali. Karena pada suatu siang, orang yang mengaku temannya, meminjam helm tersebut. Dan kedua pemuda ini hanya percaya saja.
Segala lontaran kemaraha teralamat kepada tukang parkir ini. Memang merekalah yang bertanggungjawab, paling tidak, atas segala titipan diparkiran, mungkin juga selain sepeda motor.
“Hem itu adalah barang sangat pribadi Tauuu! Seperti pakaean, tak boleh dipinjam-pinjamkan begitu saja,” begitu argumen perempuan muda ini.
Dan sebelum marahnya reda, seorang pengendara motor dengan santai datang dan mengembalikan hel tersebut. Saya tak tahu harus membayangkan seperti apa expresi transfer kemarahan, dari tukang parkir kepada pengendara motor yang membawa dengan sengaja helm pemermpuan muda ini.
Begitu dua perempuan pada waktu yang berbeda, dengan kebebasan berekspresi mencaci dan memaki (barangkali) sebuah kesalah kecil yang dilakukan orang lain.[]
[120708]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar