Ryan Sugiarto
Orang jawa konon katanya orang yang serba-malu-malu. Jika ditwari atau disodori sesuatu, termasuk jabatan, dia tak bisa dengan tegas lang sung menjawwab “ya saya mau” atau “ya saya siap”. Jarang katanya orang jwa yang siap blak-blak-an dalam hal seperti ini. Hanya menggangguk atau mesem-mesem saja. “Koya ditari rabi” begitu katanya.
Namun sesungguhnya ada hal lain yang bisa menyandingkan keduannya. Yaitu sikap ambisi. Hanya caranya berbeda-beda dalam mengungkapkan. Beda cara penyampaian dan penyikapan.
Ambisi penting dalam setiap tujuan hidup. Ia akan menjadi pendorong yang luar biasa untuk mendapatkan sesuatu.
Saya teringat kawan saya, seaktumasih sama-sama menjadi mahasiswa, ketika terjadi ontran-ontran, kelembagaan kami, soal pergantian luarbiasa. Kawan-ini menyatakan kesiapan paling awal untuk menduduki posisi yang sedang dipermasalahkan. “saya siap maju, jika kawan-kawan tidak ada yang memulai,” begitu dulu dia memulai pembicaraan hangat kami di sebuat bulevar kampus tepat tengah malam.
“Ya saya memang orang yang ambisius,” lanjutnya. Ayolah kawan-kawan, jangan diam saja, kayak orang jawa saja, beitu dia memberi istilah untuk ke-diam-an kami.
Begitulah sikap ambisi seharusnya dibangun. Kepercayaan diri menjadi satu bagian dari mengambil sikap ini. Agar apapun ada dalam rel yang semestinya. []
[290608]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar