Sabtu, 14 Juni 2008

Pelampiasan dan Rasa Bersalah

Ryan Sugiarto


Dalam khotbah-khotbah yang disampaikan pada ustad, kiai, dai, atau sekadar mereka yang “dipaksa” mengisi ceramah tarawih dan juga bakhda subuh, sering diperingatkan:

“Janganlah menjadikan Buka Puasamu sebagai pelampiasan atas puasamu yang sehari. Ingat puasa tidak hanya menunda makan malammu.” Begitu seruan itu sering terdengar di bulan-bulan ramadan.

Dulu rasanya itu hanya seruan biasa. Dan saya kena batunya sekarang. Justru disaat-saat Tuhan hanya menyunahkan tidak makan dan minum itu. Kamis lalu, penyesalan itu terjadi. Tabung perutku kuisi dengan pelampisan. Pada sebuah warung makan dibilangan Karawaci, terlalu banyak, dalam ukuranku, makanan yang aku simpan dalam perut ini.

Dan sesudah itu rasa bersalah itu menjalar dalam benak saya. Ini yang seharusnya tidak dilakukan. Tidak dilakukan. Muhammad, sang penyampai agama, bersabda: “berhentilah makan sebelum kenyang,” Artinya jangann banyak-banyak makan.

Dan hari itu. Rasa bersalah itu menghantui. Setelah hari-hari berikutnya, tak akan diulangi.[]

[070608]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar