Sabtu, 07 Juni 2008

Sejarah telah Mati

Ryan Sugiarto

Sejarah telah mati. Terkubur bersama lepasnya generasi kami.
Pelanjut kami mengubur kenangan sejarah panjang dalam koper besi dalam dalam.
“Kita mulai dari yang baru. Jangan sekali-kali menggali lagi sejarah lama itu”
Begitu yang saya tangkap dari bibir anak-anak belia yang mencoba mencari hal baru dan tak ingin menggali sejarah panjangnya.

Inilah titik balik. Mereka menyebutnya from Hero to Zero.
Dari pemenang menjadi pecundang.
Mereka mengubur semua baik dan buruk dalam ingatan dalam-dalam.
Menghilangkan kebanggaan dan narsistic.Mengubur narsistic yang menjadi bekal keuletan terus belajar dan menyapa sejarah.

Tapi sejarah telah mati bersama lahirnya generasi yang memoles pergaulan.
Menggaulkan kerja-kerja dan peradaban.
Dalam laporan kompas hari ini (01/06): ini bukan jamannya Tan Malaka, yang dengan sederhanya melahirkan karya-karya besar, Madilog.

Ini adalah jaman dimana parfum bertebaran menyerbak, tapi kosong otak.
Ini bukan ajakan permisif pasif.
Tapi adalah seruan untuk berangkat dari titik balik matinya sejarah.
Sebagaimana yang ditulis oleh milan kundera, mengingat adalah sebuah kerja juga. []

[010608]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar