Sabtu, 07 Juni 2008

Doa Para Penulis

Ryan Sugiarto

Malam ini saya seperti orang kerasukan malaikat. Kerasukan hawa baik untuk menulis. Dan saya benar-benar memanfaatkan keadaan. Aji munmpung.

Mumpung lagi merasa kerasukan malaikat juru tulis

Mumpung kemarin dan hari ini libur kerja

Mumpung lagi ada komputer yang bisa dipakai

Mumpung lagi merasa kerasukan malaikat juru tulis. Konon malaikat-malaikat tuhan turun ke bumi disepertiga malam yang akhir untuk melihat yang namanya umat manusia.”Sedang melakukan apa sekarang” Rupanya keinginanku menulis sejak sore dibaca oleh malaikat juru tulis, dan merasukiku agar merasa ekstase dalam menulis. Dan aja saja yang ingin ditulis, meski hanya “tatal-tatal” dalam istilahnya GM

Mumpung kemarin dan hari libur kerja, hingga saya bisa berkunjung ke Pondok Gede. Sekadar untuk rileks dan menyalurkan hasrat menulis.

Dan ketiga, mumpung ada komputer. Ini alasan klasik sebenarnya. Menunda menulis hanya karena tiadak ada komputer. Tapi begitulah keadaannya. Ditempat yang baru tak ada seperangkat alat ketikpun yang bisa saya gunakan untuk menulis. Sebah PC apalagi Laptob. Hingga suatu hari pemimpin redaksi sebuah penerbitan di Yogyakarta, berseloroh, “ah, alasan kuno yan”.

Maka aji Mumpung ini benar-benar aku gunakan untuk memuncratkan hasrat itu. Dan sembari berdoa dengan penuh keyakinan doa itu akan dikabul:

Ya, tuhan mohonkan kepada para malaikat juru tulismu agar merasukiku tiap hari agar aku bisa menulis seperti malam ini.

Ya Tuhan mohon jadikan tiap hari ada jam-jam “libur” agar aku bisa meluangkan waktu untuk menulis

Ya, tuhan Berilah aku Laptob dengan jalan apapun terlebih dari jalan sendiri agar aku bisa menulis seperti malam ini.[]

[010608]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar