Sabtu, 07 Juni 2008

Yang Abstrak, Yang Berbeda

Ryan Sugiarto

Beberapa SMS meluncur deras ke HP saya, yang hanya motorola seri C36. Isinya adalah seputar curhat tentang cinta dari teman saya. Intinya adalah, teman itu menulisnya dalam tex sms

“Saya merasa sudah menemukan pasangan yang membuat hati saya bergetar hebat. Sebuah rasa yang tidak pernah saya alami dengan beberapa pacar saya. Termasuk paar saya yang sekarang ini,” ungkapnya.

Lanjutnya,“tapi bagaimana dengan kondisi seperti ini. Pacar saya yang sekarang bahkan hanya bermain-main dalam urusan hubungan. Tidak pernah sekalibun berani saya ajak menemui orang tua saya, walau hanya bersilaturahmi.”

“Dan disaat seperti ini saya menemukan dia yang membuat hati saya berbeda dari pacar-pacar sebelumnya. Saya berjanji ini menjadi yang terakhir. Tapi justru itu saya menjadi takut, kalau dia mengetahui saya yang dulu dan kemudian dicap menjadi jelek oleh dia,” tambahnya lagi yang konon hendak memenuhi inbok saya dengan curhatan-curhatan dia.

Dan saya pun tak bisa berbalas sesuatu laiknya konsultan percintaan. Atau psikolog remaja, yang mengomentari ini itu tentang remaja (dewasa, juga keluarga) dan persoalannya.

Saya hanya menulis singkat dalam balasan sms kepadanya

Cinta itu saling mengisi tanpa harus menggurui

Cinta itu dari dua berbeda menjadi tiga.

Cinta itu tak sekadar ada bahagia tapi juga kecewa

(Konon) karena itu yang membuat cinta menjadi indah…..

Itu saja. Dan kemudian, teman saya berhenti menjejalkan sms-smsnya.

Semua orang berhak dan pasti memiliki definisi tentang yang namanya cinta. Tak terlebih saya, anda, dan semuanya manusia yang membuta organ olah rasa ini.

Karena itu ketika suatu hari sms singkat itu saya forward kepada teman yang berada di pulau dewata, dia membalasnya singkat

“Bagi saya cinta itu Abstrak” ucapnya singkat.

Begitulah. Yang abstrak dan yang berbeda

(310508

Tidak ada komentar:

Posting Komentar