Ryan Sugiarto
“Pelajaran hari ini adalah, Totti. Artinya adalah….aduuuuhhhh….aduuhhhhh (sambil memegangi lututnya). Totti artinya Cengeng.” Begitu sebuah iklan dari tanyangan Liga Seri A Italia di Trans 7.
Tapi demikiankan Totti?
Dia dijuluki pangeran dalam karirnya di Associate Socer (AS) Roma. Tak hanya ketampanan, kepiawaiannya untuk menggocek bola-bola, dengan atraktif semakin meneguhkan Totti sebagai icon bagi Roma. Pangeran Roma, dalam kompetisi bergengsi Seri A di Italia. Semula dia adalah play maker, penyerang lubang. Kini Totti menjadi salah satu penyerang, attacante, berbahaya di Seri A.
Kepiaiwaiann melakukan diving, tak disangka berbuntut cidera demi cidera yang merundungnya. Diluar lapangan Ia adalah seorang putra yang begitu patuh pada sang bundanya. Bahkan keinginannya untuk pindah ke Real Madrid, tak akan kesampaian karena ia tak mendapat restu dari bundanya. Dan ia memantapkan hatinya hanya untuk Roma, satu-satunya tim yang ia bela sejak awal karirnya.
Ia tak hanya berpikiran seputar masa depan dirinya. Jauh lebih dari itu, ia berpikir tentang masa depan sepak bola di negeri spageti itu. Totti memilih melepas kesempatannya memperkuat tim nasional italia, meskipun menjadi kontroversi karena Roberto Dona-doni, bersikeran meminta totti untuk memperkuat timnas.
Tapi Totti berpikiran lain. Italia, kini diisi oleh pemain-pemain kawakan. Pemain tua yang sudah malang melintang di berbagai tim besar dunia, agar berganti dengan peremajaan pemain. Maka ia melepas kesempatanya untuk anak-anak muda bola Italia. Baginya kesempatan itu layak diberikan kepada para pemain muda untuk menambah jam terbangnya di tim nasional. “Agar italia tak dihuni oleh pemain yang kehabisan tenaga untuk bermain 90 menit di lapangan,” kira-kira begitu pandangannya, yang saya interpretasi dari sikap diamnya menolak twaran bergabung dengan tim nasional.
Memang begitu, generasi saling member. Hanya dan hanya jika berpikir yang terbaik untuk masa depan negaranya. Tapi tak semua lini bisa berpikir demikian. Tak juga dunia politik, tak juga dunia ekonomi. Tak juga lainnya.
Totti mewakili dunia bola yang berpikiran tentang pentingnya yang muda. Yang berenergi besar, yang berambisi besar, yang berpikiran besar, yang berteknik tinggi . Tak banyak pemain bola berpikiran demikian, bahkan banyak yang berambisi, merengek-rengek, masuk lagi dan ingin terus bergabung dengan timnas hingga capaian 100 lebih.
Totti berpikir generasi depan untuk bola Italia. []
[060608]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar