Ryan Sugiarto
Kenapa tak ada keriuhan dalam perbincangan ini. Kenapa tak ada hal serius yang bisa diobrolkan bersama. Kenapa gayung tak saling bersambut. Yang muncul gojek kere dan intikan-intrikan yang mengenang mas lalu.
Begitu beberapa keluhan yang muncul diawal bulan Juni tahun ini, pada sebuah millis Alumni. Keluhan-keluhan dari bberapa kawan, dan kemudian disambut pula dengan kuluah dan juga sambutan-samputan sekenanya. Dan ini menjadi serius.
Sekedar mengingat. Bukankan ini memang juga terjadai dari dulu, bahkan pada hal-hal yang kita tak membutuhkan seperangkat alat teknologi untuk menyambungnya. Bahkan pada waktu kita hanya bisa mengandalkan perbincangan dari mulut ke mulutpun, tak ada keriuhan yang sama. Bahkan juga ketika kererumunnya orang-orang segenerasi.
Maka jangan aneh jika dalam dunia yang relative baru ini, keriuhan dan keseriusan belum muncul. Atau tidak muncul. Apalagi ini menghubungkan lintas generasi. Pertama, tak semua orang mempunyai kesempatan untuk meluangkan waktu membalas dan menimpali umpan-umpan yang sudah dilempar kedunia maya itu. Kedua, sama seperti ketika duduk melingkar bareng, tak muncul ketertarikan yang sama tentang sebuah perbincangan.
Sementara ini barangkali hanya mereka yang memiliki akses mudah untuk melakukan hal ini. Yang inipun terkadang tak mau untuk berbagi umpan. Yang sering memberi umpan terlalu memandang lurus segenerasi sebuah perbincangan, jadi tampak asing bagi yang lain. Dan kemudian merasa atau terasa mendominasi.
Sementara yang tak melayangkan umpan, juga, siapa tahu belum memiliki keleluasaan yang baik untuk mengakses seperangkat alat ini. Atau juga, jangan-jangan, tak mampu menulis dan menimpali setiap ide. Dan lebih gawat lagi tak punya idei. Dan lebih gwat lagi, merasa terdominasi wacananya.
Keriuhan justru akan tercipta ketika garis komunikasi sefrekuensi. Dan mungkin bagi yang belum sefrekuensi sedang dalam taraf menyiapakan kesamaan frekuensi. Frekeunsi ekonomi, frekuensi waktu luang, frekuensi keinginingan, dan frekuensi saling mendominasi.
Tak usahlah terlalu larut dalam kekecewaan tak adanya keriuhan. Dan tak tersambutnya sebuah ajakan. Sama seperti halnya untuk ajakan yang sma dalam kesempatan-kesempatan yang lebih nyata. Usaha menciptakan keriuhan patut diangkat. Dan tidak semua bisa melakukannya. []
[090608]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar