Sabtu, 28 Juni 2008

Fase-Fase

Ryan Sugiarto


Dalam percakapan di pendapa belakang B21, dulu kami membicarakan tentang fase-fase idealisasi dan atau ideology manusia atau lebih tepatnya aktifis mahasiswa. Teman itu berkata begini:

“Wajar jika kita yang masih muda ini dan apa lagimenjadi mahasiswa mempunyai pandangan yang idealis. Serba tidak terima dengan pelbagai kepentingan yang menyudutkan kepentingan orang kecil. Kita juga tak jarang menolak yang namanya kapitalisme. Ini adalah fase kita”

Namun, kebanyakan yang mereka yang sudah menempuh fase ini akan berbeda dengan fase-fase selanjutnya.

Kawan itu lalu melanjutkan ucapannya:

“Setelah lepas dari dunia kemahasiwaan. Fase berikutnya adalah fase tentang bagaimana seseorang mulai memfokuskan pada cara dia memperoleh kehidupannya sendiri. Cara membiayai dirinya sendiri. Mencari pekerjaan untuk kehidupannya. Pada fase ini, sedikit demi sedikit idealisme yang dulu dimiliki pada fase mahasiwa makin redup.”

Orang tak lagi berpikir bagai mana para MNC dan perusahaan-perusahaan multinasional itu merongrong Negara. Bahkan berpikir bagaimana cara masuk kesana.

Pada fase ini juga orang tidak lagi berpikir idealisme yang muluk-muluk. Tentang duia atau Negara. Atau merubah lingkungannya.

Fase selanjutnya adalah fase berkeluarga. Yang berada pada fase ini tak lag ibis memiliki waktu untuk berpikir total tentang keadilan, kebenaran, dan kemeraaat dan lain-lain. Tetapi berpikir tentang keluarga. Bagaimana mencari gaji yang lebih baik, menghidupi keluarga. Berpikir tentang posisi aman dalam kehidupan finansialnya. Banyakcara yang kemudian dilakukan. Bahkan terkadang membabi-buta.

Kira-kira demikian dulu teman ini berpikir tentang fase-fase yang pernah dialami oleh para aktifis-aktifis gerakan, aktifis kampus, setelah menjalani fase-fase kehidpuan mereka.

sedari tiu, mematri idealisme dan mimpi-mimi mejadi begitu penting. Agar tidak ter”jerumus” pada kepentingan yang menyengsarakan kehidupan yang lebih luas.[]


[240608]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar